Strategi China mendekati ASEAN menjadi sorotan dalam dinamika geopolitik dan ekonomi kawasan Asia Tenggara. Lewat ajakan Menteri Luar Negeri China, Wang Yi, kepada Indonesia untuk menolak unilateralisme dan proteksionisme, terlihat jelas bahwa China ingin mempererat kerja sama regional demi memperkuat pengaruhnya. Meski tawaran ini membawa banyak peluang, Indonesia tetap perlu bersikap waspada terhadap risiko ketergantungan ekonomi yang bisa terjadi di masa depan.
China dan ASEAN: Mengapa Semakin Dekat?
Asia Tenggara adalah kawasan strategis dengan pertumbuhan ekonomi pesat dan jalur dagang vital. Strategi China mendekati ASEAN dilakukan sebagai upaya mengurangi dampak perang dagang dengan Amerika Serikat dan memperkuat kestabilan rantai pasok global. Melalui berbagai kerja sama multilateral dan program seperti Belt and Road Initiative (BRI), China berinvestasi besar-besaran di infrastruktur dan energi di kawasan ini.
Untuk Indonesia, kerja sama ini terwujud dalam proyek seperti Kereta Cepat Jakarta-Bandung, kawasan industri Morowali, dan ekspansi teknologi digital.
Peluang dari Strategi China Mendekati ASEAN untuk Indonesia
Dengan mendekat ke China, Indonesia bisa memetik manfaat besar. Beberapa di antaranya:
- Investasi asing langsung (FDI) dari proyek infrastruktur dan energi
- Akses pasar ekspor ke China yang besar
- Transfer teknologi dan modal dalam sektor industri dan digitalisasi
Hubungan dagang Indonesia-China saat ini termasuk yang paling besar, dengan nilai mencapai lebih dari USD 120 miliar pada 2024.Hal ini menjadi peluang besar untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi nasional.
Risiko Tersembunyi dari Strategi China Mendekati ASEAN
Ketergantungan terhadap satu negara, dalam hal ini China, berpotensi melemahkan posisi tawar Indonesia di masa depan. Risiko lain yang harus diantisipasi:
- Ketimpangan dalam manfaat kerja sama
- Masuknya tenaga kerja asing tanpa regulasi ketat
- Dominasi perusahaan China dalam sektor strategis nasional
Pemerintah perlu memastikan bahwa kerja sama dibangun atas dasar kedaulatan ekonomi, keberlanjutan lingkungan, dan kepentingan rakyat.
Strategi China mendekati ASEAN memang menawarkan peluang yang besar, khususnya bagi Indonesia dalam sektor pembangunan dan ekspor. Namun, tanpa strategi yang hati-hati, peluang itu bisa berubah menjadi jebakan ketergantungan. Oleh karena itu, penting bagi Indonesia untuk menjaga keseimbangan antara kerja sama dan kemandirian, agar tetap berdaulat dan berdaya dalam menghadapi tantangan global.
Baca juga: AI dalam Pengembangan Aplikasi Mobile: Solusi Cerdas untuk Era Digital
Jangan lupa daftarkan diri anda dan orang tercinta untuk mendapat pendidikan terbaik diĀ Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya!